Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan

Sumber : www.bkn.go.id

Jabatan Fungsional Entomolog Kesehatan termasuk rumpun kesehatan dibawah Dep Kesehatan sebagai instansi pembina

1. KEP MENPAN : Nomor 18/KEP/M.PAN/11/2000 Tanggal 30
Nopember 2000
2. SKB : Nomor 396/MENKES-KESOS/SKB/V/2000 dan Nomor 20 Tahun 2001 Tanggal 08 Mei 2001
3. KEPPRES TUNJANGAN : Nomor 5 Tahun 2004
4. BUP : 56 Tahun (P P Nomor 32 Tahun 1979)
5. INSTANSI PEMBINA : Departemen Kesehatan
6. RUMPUN JABATAN : Kesehatan
7. LINGKUP BERLAKU : P N S Pusat / Daerah
8. TUGAS POKOK : Melaksanakan pengamatan, penyelidikan,
pemberantasan dan pengendalian terhadap vektor penyakit untuk mencegah penularan penyakit, serta terhadap serangga pengganggu untuk meningkatkan kenyamanan hidup
manusia dan lingkungannya

DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Sumber : www.pppl.depkes.go.id

Rabu, 04 November 2009

Adalah penyakit menular yang disebabkan dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti

Ada 4 (empat) serotype virus dengue yaitu dengue 1,2,3 dan 4. Serotype Dengue 3 merupakan serotype yang dominan di Indonesia dan Sangat berhubungan dengan kasus berat.

Gejala dan Tanda

1. Penderita mendadak panas tinggi (suhu badan antara 39-40 oC atau lebih) selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu.

2. Tampak bintik-bintik merah pada kulit penderita seperti bekas gigitan nyamuk, disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah hilang berarti bekas gigigtan nyamuk.

3. Terasa nyeri di ulu hati kemungkinan karena terjadi pendarahan di lambung

4. Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan) atau di gusi

5. Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah

6. Keadaan lebih lanjut masuk ke fase syok ditandai dengan penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, berkeringat dan tidak sadar.

7. Bila tidak segera ditolong di rumah sakit dalam 2-3 hari penderita meninggal dunia.

Pengendalian/penanggulangan

Pemberantasan Nyamuk Dewasa

Penyemprotan (pengasapan/foging) dengan insektisida.

§ Organophospate, misalnya malation, penittrothion

§ Pyratroid sintetic misalnya lamda sihalotrin, permetrin.

§ Carbamat

§ Alat yang digunakan ialah mesin Fog atau Ultra Low Volume (ULV)

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

1) Kimia – larvasida (abatisasi)

§ Larvasida yang biasa digunakan adalah temephos.

§ Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gr (1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air.

§ Abatisasi dengan temephos ini mempunyai efek 3 bulan, Artinya tempat penampungan air jangan dikuras selama 3 bulan.

2) Biologi: Dengan cara memelihara ikan pemakan jentik nyamuk ikan kepala timah, ikan gupi, ikan adu/laga dsb

3) Fisik - kegiatan PSN 3 M, yaitu: Menguras, Menutup dan Mengubur

Yaitu menguras bak mandi, bak WC, menutup tempat penampungan ait rumah tangga (seperti tempayan,ember, drum, dll). Serta mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dll).

Pengurasan tempat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang bak di tempat itu.

Apabila PSN ini dilakukan oleh seluruh masyarakat, maka diharapkan nyamuk Aedes aegypti dapat terbasmi.

Untuk itu diperlukan usaha penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat secara terus menerus dalam jangka/waktu lama karena keberadaan jentik nyamuk tersebut berkaitan erat dengan perilaku masyarakat.

4) Cara lainnya dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengusir nyamuk, misalnya dengan menggunakan

  • obat nyamuk repellant,
  • obat nyamuk bakar,
  • penggunaan kelambu dan kawat kasa pada pintu/jendela rumah.

Pembangunan Kesehatan Diarahkan Pada Upaya Promotif dan Preventif

sumber :www.depkes.go.id
01 Desember 2009

Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini.



Hal itu disampaikan Menkes, dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH. Dr. PH ketika membuka Konferensi Nasional (Konas) Promosi Kesehatan ke-5 dan Musyawarah Nasional Perkumpulan Pendidikan dan Promosi Kesehatan Indonesia (PPPKMI) pada tanggal (22/11, 2009) di Bandung.

Dalam kesempatan itu Menkes juga mengingatkan perlunya reformasi kesehatan dengan mengubah paradigma masyarakat terhadap kesehatan yang selama ini diartikan pengobatan ( kuratif ), diubah menjadi “sehat itu indah, dan sehat itu gratis”. Sehat secara gratis itu hanya ditujukan bagi penduduk yang tidak mampu, yang miskin, dan sangat miskin.

Dengan tema ”Indonesia Sehat Berbasis Perilaku” mengandung arti bahwa pembangunan kesehatan harus diimbangi dengan intervensi perilaku yang memungkinkan masyarakat lebih sadar, mau dan mampu melakukan hidup sehat sebagai prasyarat pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Untuk menjadikan masyarakat mampu hidup sehat, masyarakat harus dibekali dengan pengetahuan tentang cara-cara hidup sehat. Oleh sebab itu promosi kesehatan hendaknya dapat berjalan secara integral dengan berbagai aktivitas pembangunan kesehatan sehingga menjadi arus utama pada percepatan pencapaian MDGs dan mewujudkan jaminan kesehatan masyarakat semesta (universal coverage), ungkap Menkes.

Menkes menambahkan, promosi kesehatan sebagai suatu pendekatan yang efektif sejalan dengan pembaharuan pelayanan kesehatan dasar sebagaimana ditekankan oleh Dewan Eksekutif WHO yaitu pertama, tujuan pembangunan kesehatan diasosiasikan dengan penurunan angka kematian dan angka kesakitan. Kedua, promosi kesehatan untuk menangkal isu ketidak-adilan distribusi kesehatan yang disebabkan oleh gender, pendidikan, pekerjaan, sosial budaya, tingkat penghasilan, dan lain-lain.

Kegiatan promosi kesehatan yang mengandalkan media massa saja dirasa masih kurang menjangkau seluruh masyarakat. Selain itu, keterbatasan sumberdaya promosi kesehatan menyebabkan pemahaman yang utuh tentang promosi kesehatan hanya terbatas para pemegang program saja. Karena itu, Menkes mengajak insan promotor kesehatan memantapkan kembali pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa ). Pendekatan ini rumusan hasil Konferensi Promosi Kesehatan Sedunia di Nairobi Oktober, 2009. Untuk memperkuat proses partisipasi pada setiap upaya kesehatan masyarakat diupayakan dengan mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik, positif dan produktif melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, yang didukung oleh kebijakan publik dan sumber daya yang memadai.

Aspek promosi kesehatan berdimensi luas, maka upaya promosi kesehatan tidak cukup diemban Pusat Promosi Kesehatan Depkes saja, melainkan perlu meningkatkan kemitraan dan kerjasama multi sektor termasuk swasta dengan memperkuat kepemimpinan kesehatan dan menyempurnakan kebijakan pembangunan berwawasan sehat, tegas Menkes.

Konas diikuti 936 peserta dari kalangan ahli/pakar kesehatan masyarakat, dari daerah dan pusat, para profesional kesehatan seperti pejabat fungsional, dan pengelola program promosi kesehatan, anggota PPPKMI, unit pelayanan kesehatan (RS, Bapelkes, Puskesmas, UPT kesehatan dll), Pemda dan DPRD, pemerhati/pengamat promosi kesehatan, organisasi kemasyarakatan dan mahasiswa

Tujuan Konas Promosi Kesehatan ke-5 adalah memantapkan tanggung jawab dan kemitraan multi sektor dalam promosi kesehatan sehingga penyelenggaraan pembangunan kesehatan menerapkan paradigma sehat dan lebih menekankan pada peningkatan kesehatan bangsa.

Acara ditandai penyematan Peniti Emas oleh Menkes kepada 8 orang Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota yang berhasil menjadi pemenang pertama Kabupaten/Kota dalam 4 tahun terakhir dalam menggerakkan masyarakat untuk ber-PHBS, yaitu; Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Kota Jambi, Provinsi Jambi.

Menkes juga berkesempatan menyerahkan 2 buah buku, berjudul ”Perkembangan Promosi Kesehatan di Indonesia”, dan buku ”Promosi Kesehatan dalam Komitmen Global dari Ottawa-Jakarta-Nairobi” kepada 5 pimpinan institusi; Dekan FKM UI, Kepala Dinas Sulawesi Selatan, Komnas Anti Rokok Tulus Abadi, PPPKMI Jawa Timur, Gubernur Jawa Barat.

dr. Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes Kepala Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI selaku Ketua Panitia menambahkan, promosi kesehatan merupakan proses politik dan sosial yang komprehensif. Kegiatan dalam promosi kesehatan tidak hanya diarahkan pada penguatan keterampilan (skills) dan kapabilitas perorangan (individu), tetapi juga diarahkan pada perubahan sosial maupun perubahan kondisi ekonomi dan lingkungan.

Dengan mengutip ungkapan Kadinkes Propinsi Jawa Barat dr. Alma Lucyana,Mkes, Msi, dr. Abidinsyah menambahkan untuk menjadikan manusia sehat dan produktif tidak cukup hanya mengupayakan akses pelayanan kesehatan saja tetapi harus seiring dengan upaya preventif dan promotif.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Gambar-gambar praktek lab pelatihan entokes 2009





Pelatihan Jafung Entomolog Kesehatan, Ciloto 18-31 Oktober 2009

Klik pada gambar untuk memperbesar



Serius Menyimak Materi










Pasukan Entokes 2009















Praktek di kelas Coy














Siap-siap praktek lapangan

CARI LOKASI

Loading...

OBROLAN FACEBOOK

STATUS YANG ANDA MASUKKAN AKAN MUNCUL JUGA DI STATUS FACEBOOK ASLI LHO
Jika anda sudah memiliki account Facebook, Klik "Hubungkan", Jika belum memiliki account Facebook, Klik "Daftar"
Widget by: Facebook Develop by: aulia Thank's to: imanlinuxer

Jumlah Pengunjung

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Pengikut

Page rank